Beberapa waktu yang lalu kita semua dihebohkan dengan kasus pencurian pulsa seluler. Masalah tersebut sangat meresahkan para pengguna sarana selular. Sebab mereka semua mengelami kerugian atas sesuatu yang tidak mereka lakukan. Beberapa waktu lalu Lingkar Studi Mahasiswa atau yang disingkat Lisuma ini menggelar posko pengaduan mengenai masalah tersebut. " Dalam dua hari saja sudah sebanyak 322 orang mengadukan permasalahan tersebut ", ujar ketua Lisuma, Al Akbar yang juga mahasiswa Teknik Informatika Universitas Gunadarma.
Senin (3/10/2011), Lisuma menggelar posko pengaduan di Mega Kuningan, Jakarta. Ratusan pemakaijasa layanan provider seluler datang berbondong-bondong mendatangi posko tersebut untuk mengeluhkan "pencurian pulsa" yang telah dilakukan secara sepihak oleh pihak operator seluler. Hanya dalam dua hari saja sudah tercatat 322 orang mengadukan permasalahan tersebut.
Bermodal sebuah mobil Avanza pinjaman teman, hari pertama mereka membuka posko aduan di kawasan gaul Tebet pada Sabtu malam. Sedangkan hari kedua mereka menggelar di kawasan Monas dan GOR Bung Karno, Senayan. Kali ini mereka melakukan hal serupa di kawasan bisnis Mega Kuningan.
"Rencananya hari ini di 3 titik, selain di sini juga di depan Wisma Mulia dan di depan Patung Indosat " terangnya. Dalam kurun waktu tersebut mereka telah berhasil menjaring ratusan pengguna layanan seluler. Pada umumnya mereka semua mengeluhkan karena di potong pulsa secara sepihak. Yaitu tiba-tiba saja pengguna mendapatkan pesan singkat atau SMS dari nomor XXXX dengan janji mendapatkan langganan layanan. Tanpa seizin pengguna, pulsa telah di pangkas. "Dari sekian banyaknya aduan, paling banyak keluhan berupa sms hadiah, sms berita artis dan ringback tone " kisah Al Akbar.
Hal senada dibenarkan oleh salah seorang pengadu, Doni (31). Warga Tebet yang bekerja serabutan ini mengeluh pulsanya terpotong Rp 2.000,00 usai mengisi pulsa. Padahal dia hanya mengisi sebesar Rp. 5.000,00 saja.
"Kami ini kan orang tak mampu. Mau mengisi Rp. 5 ribu, Rp. 10 ribu tetap saja dipotong Rp 2 ribu. Bagi kami orang yang kesusahan, pulsa kan buat jaga-jaga. Kami minta, dihilangkan saja ", ujar Doni kesal.
Sumber : detikNews
Kamis, 10 November 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
copyright 2020 by Ryshand.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar