Pembahasan kali ini hanyalah hasil dari pikiran saya selama ini yang bedasarkan pengalaman hidup saya dan lingkungan saya tinggal. Jika anda semua tidak suka bisa ganti postingan tapi jika suka kalian bisa baca dan syukur-syukur bisa memberi komentarnya pada pembahasan kali ini.
Sesuai judul yang tertera jelas di atas. Apa sih makna kebenaran itu ?? Kalian mungkin bisa menuliskan jawabannya di selembar kertas. tapi jika kalian menjernihkan pikiran dan menusliskan jawabannya di selembar kertas saya yakin selembar saja tidak cukup untuk menuliskan seluruh jawaban di otak anda. Jika jawaban anda tidak penuh seperti yang saya katakan barusan coba beri pertanyaan ringan ini pada kawan anda yang mungkin saja melihat anda sedang sibuk membaca sesuatu di depan laptop atau dekstop.
Perintahkan untuk lakukan hal yang sama dengan anda baru saja lakukan. Beri dia waktu untuk menulis jawabannya, jika sudah selesai coba cocokkan jawaban anda dengan kawan anda. Bagaimana dengan hasilnya ?? apakah ada yang sama atau tidak ada yang sama sedikit pun dengan jawaban anda ??. Jika ada hampir keseluruhan jawabannya sama dengan anda, saya ucapkan "selamat !!" anda baru saja menemukan teman sepaham dan sejalan dengan pikiran serta jiwa anda. Tapi jika tidak dan hanya sedikit yang sama, ke depannya kawan anda dan anda akan sering berselisih pendapat karena pendapat dan pikiran yang berbeda, namun bukan itu yang ingin saya jelaskan dan sampaikan dalam postingan kali ini.
Namun hal tersebut bisa menjadi bukti kecil kalau orientasi seseorang terhadap "kebenaran" itu berbeda-beda jika ada yang sama mungkin saja karena memiliki pemikiran dan pemahaman yang hampir sama. Biar bagaimana pun kita semua ini adalah manusia yng memiliki inti perasaan dan pemahaman yang sama, yang membedakan adaah pengalaman hidup, lingkungan hidup dan genetik.
Sekarang kita mulai ke inti permasalahan, seperti biasanya saya akan mengambil contoh sederhana yang sering terjadi di sekeliling kita.
Xez merasa lapar sekali dan dia tidak memiliki uang untuk membeli sesuatu untuk dimakan. Ketika itu dia melihat warung yang sepi tanpa ada penjaganya. Karena Xez sangat lapar maka dia langsung saja mengambil beberapa potong roti lalu kabur. Tanpa saya jelaskan lebih lanjut, apa yang akan dilakukan oleh Xez bisa kalian tebak kan ?!. Karena tidak ketahuan, pada kesempatan lain dia melakukan kembali. Bagi pemilik warung, ini sesuatu yang sangat merugikan baginya dan tidak bisa dibenarkan. Saat sedang ada kesempatan lagi, Xez melakukannya lagi namun kali ini dia naas sebab dia keburu ketahuan penjaga warung. Memang nasib, Xez pun tewas karena dihakimi massa.
Demikian contoh kasus yang saya sajikan namun sedikit berlebihan ya hehehe.. saya minta maaf karena sedikit berlebihan. Sebelum membahas lebih lanjut, dari contoh kasus barusan saya tanyakan terlebih dahulu. Kalian mau melihat sebagai posisi Xez atau pemilik warung ?. Bagaimana ?? sudah diputuskan... sebagai jalan tengah saya akan menjalaskan dari kedua posisi.
Pertama saya jelaskan sebagai Xez, mungkin bagi Xez itu benar sebab dia sangat lapar namun tidak memiliki uang. Untuk kesempatan lain yang dilakukannya, mungkin saja di hatinya tertanam sugesti "kok enak ya... ternyata ada cara sepraktis ini tanpa membutuhkan uang". Baginya ini sangat membantu untuk kebutuhan perutnya yang tidak bisa ditunda. Kalian pernah dengar kan istilah "urusan perut tidak pernah bisa ditunda" ya kan?!.
Sekarang saya akan menjelaskan dari posisi pemilik warung. Baginya hal tersebut sangatlah merugikan. Andai kata jika dia harus untung sekitar Rp 1500 kini telah hilang. Dah hal tersebut tak boleh terulangi lagi dan harus di cegah serta di hentikan dengan berbagai cara. Kalau pun si pencuri di ganjar dengan di hakimi massa baginya wajar saja karena telah mengambil bukan miliknya.
Nah sekarang kita bisa mengambil sedikit pelajaran dari contoh kasus tersebut. Kalau makna kebenaran itu bersifat subjektif dan hampir tidak bisa 100% bersifat objektif selain itu pemikiran dan pemahaman mengenai "kebenaran" itu berbeda seperti yang saya telah paparkan sebelumnya. Satu lagi.. pada daasarnya manusia tidak ada yang mau disalahkan dan tidak akan pernah mau di posisi bersalah tapi justru sebaliknya. Kalau tidak percaya, coba anda renungkan sendiri saat debat. Apa yang anda lakukan ?? tentu saja mempertahankan posisi serta pendapat anda itu benar.
Jika kita mengambil jalan tengah dari permasalahan yang saya contohkan, mungkin tak apa sekali saja tapi jika terlalu sering bisa menimbulkan sifat malas dan memupuk sifat mencuri, lebih baik mencari pekerjaan. Dan untuk pemilik warung, mungkin saja dia kurang beramal sebab seperti yang kita tahu kalau di tiap rejeki yang kita dapatkan ada hak untuk orang lain. Namun membiarkan pencuri roti tewas karena di hajar massa itu juga kelewatan, sebab dia hanya pencuri roti sedangkan yang kelas kakap saja tak mendapat hukuman seperti itu.
Jika sudut pandang kita dari sisi agama maka tanpa perlu saya jelaskan kalian bisa tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Jadi kesimpulan yang bisa kita ambil dari pembahasan kali ini adalah makna dari "kebenaran" pada intinya sama yaitu sesuatu yang bersifat menguntungkan bagi dirinya hanya saja penerapan dan orientasinya saja yang berbeda-beda pada tiap individu hal ini disebabkan oleh pengalaman hidup mereka, lingkungan di mana dia hidup dan bermasyarakat serta genetik bawaan dari orang tua mereka.
Demikianlah pembahasan singkat ini dan hasil buah pikir saya. Mudah-mudahan coretan kecil ini bisa bermanfaat bagi semuanya. Akhir kata saya minta maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan serta penempatan dan penggunaannya kurang tepat.
Minggu, 23 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
copyright 2020 by Ryshand.blogspot.com. Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar